Sejumlah penyakit hewan seperti PMK dan LSD yang pernah menjadi isu nasional belum lama berselang, menjadi pemantik segera dibentuknya Veterinary Statutory Body (VSB).
Hal itu diungkapkan para penyaji materi dan peserta Seminar Nasional Peranan Veterinary Statutory Body (VSB) bagi Penguatan Sistem Hewan Nasional.
Sebagai sebuah sistem, VSB akan menjadi sebuah lembaga veteriner nasional yang independen.
Bahkan, VSB turut bertanggung jawab atas pengawasan kualitas dan standarisasi dokter hewan secara internasional.
Urgensi terbentuknya VSB itu melihat kegagapan para pemangku kepentingan seperti veteriner, tenaga medik dan dokter.
Pasalnya, mereka langsung berada di baris depan saat terjadi wabah penyakit hewan itu.
Bahkan, seakan berjalan sendiri-sendiri tidak ada standarisasi.
“Berdasar kenyataan inilah yang membuat kehadiran VSB di Indonesia itu sengat urgen, termasuk standarisasi dalam pendidikan kedokteran hewan,” kata Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D sebagai salah satu pemateri pada seminar yang berlangsung di Drh. Nugroho Animal Center, Kalipancur Central Park Semarang, Kamis 4 Mei 2023.
Dekan FKH Universitas Gajah Mada (UGM) ini menambahkan, pasca-sosialisasi, pihaknya akan melakukan pendekatan secara intens pada pemerintah.
“Dipastikan sejumlah lembaga kementerian terkait bakal bekerja ekstra keras dalam menggodok dan mengawal lahirnya VSB. Yakni Kementerian Pertanian, Pendidikan, juga KLH,” lanjut Teguh Budipitojo.
Sebagai sebuah alat yang memiliki independensi, VSB akan menjadi sebuah lembaga veteriner nasional yang independen.
VSB turut bertanggung jawab atas pengawasan kualitas dan perilaku dokter hewan yang berada di bawah Badan Kesehatan Hewan Dunia (WOAH).
Seminar nasional diselenggarakan FKH UGM, AFKHI, dan Drh. Nugroho Animal Center Semarang dikuti perwakilan institusi calon anggota VSB dan semua unsur praktisi kesehatan hewan seluruh Indonesia.***